Dua raksasa teknologi Google dan Apple bakal meluncurkan pesawat mata-mata yang dilengkapi kamera sekelas militer untuk menghasilkan peta pencitraan akurat. Saking akuratnya, konon pesawat ini bahkan bisa merekam seseorang yang tengah berjemur di kebun belakang rumahnya.
Langkah tersebut dilakukan karena dua raksasa teknologi AS tersebut berlomba-lomba untuk menghasilkan peta udara sedetil mungkin. Alhasil, kamera yang dibekal wahana tersebut bisa menunjukkan obyek hingga hanya empat inchi atau sekitar 10 cm di atas permukaan tanah.
Seperti dikutip Dailymail, Google sendiri mengakui telah mengirimkan pesawat pemetaannya di berbagai kota. Pesawat mata-mata tersebut untuk membantu pembuatan peta 3D dengan lebih detail dari google streetview dan google maps yang selama ini telah dimilikinya.
Sementara Apple sendiri tidak mau ketinggalan, perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini telah mengakuisisi perusahaan yang berfokus pada tekhnologi pengideraan. C3 Technologies merupakan perusahaan pemetaan 3D yang menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh Saab AB, perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan. Dikabarkan, perusahaan yang telah dibeli Apple tersebut telah melakukan uji pengamatan pada beberapa kota, termasuk London.
Produsen Ipad ini bahkan mengklaim, kamera pesawat penginderaannya jauh lebih kuat. Sebegitu kuatnya hingga bisa melihat ke dalam rumah melalui skylight dan jendela. Teknologi ini mirip dengan yang digunakan oleh badan intelijen untuk mengidentifikasi sasaran para pejuang di Afghanistan selama ini. Apple berharap hasil layanan pemetaan untuk iPhone dan iPad ini akan mengambil alih posisi Google Maps yang sangat populer selama ini.
"Anda tidak akan dapat berjemur di kebun Anda tanpa khawatir ada pesawat berdengung sambil mengambil gambar di atas kepala." kata Pickles Nick, direktur Big Brother Watch seperti dikutip Dailymail, Senin (11/6).
Menuurtnya, teknologi ini adalah pengembangan jahat yang mengawasi aktivitas masyarakat. Dirinya memperingatkan pelanggaran privasi yang dikorbankan dalam "perlombaan" komersial.
Teknologi pemetaan 3D saat ini bergantung pada foto udara yang diambil sehingga resolusinya rendah. Sehingga ketika pengguna melakukan "zoom in" atau pembesaran, detil obyek cenderung hilang karena kualitas gambar yang buruk. Google pun mengalami kesulitan karena mobil Street View-nya yang melakukan perekaman foto obyek beresolusi tinggi untuk Google Maps, juga mengunduh data pribadi dari jaringan wifi rumah tangga sehingga menimbulkan kecaman.
Sumber | msn
0 comments: (+add yours?)
Post a Comment